Keterbatasan bukan menjadi alasan untuk menyerah dengan keadaan. Bahkan bagi penderita down syndrome sekalipun masih bisa menjadi pengusaha sukses.
John Cronin misalnya, anak asal New York, Amerika Serikat (AS) ini dikenal sebagai juragan kaus kaki bermerek John’s Crazy Socks. Siapa sangka ternyata pendiri dari perusahaan itu ternyata anak berkebutuhan khsuus down syndrome.
John memulai bisnisnya pada 2016 silam saat dia berusia 21 tahun. Saat itu dia berkata kepada ayahnya, Mark, bahwa dia ingin memulai bisnis setelah lulus dari sekolah menengah. Namun saat itu dia tak tahu mau bisnis apa.
“Saran pertama saya adalah buka toko, tetapi kami tidak tahu apa yang harus dijual,” kata John, dilansir dari BBC, Minggu (2/9/2018)
Selain itu, John juga memiliki ide untuk membuat restoran dengan konsep food truck. Namun mereka sadar bahwa mereka sama sekali tak bisa masak. Akhirnya muncul ide di benak John untuk membuat kaus kaki.
Dari ide itu John Crazy Socks lahir. John bersama ayahnya sangat bersemangat untuk membuat desain kaus kaki warna-warna dengan gambar-gambar unik.
Siapa sangka produknya laris terjual. Di bulan pertama 452 produk John Crazy Socks laku terjual. Tiga bulan kemudian meningkat menjadi lebih dari 10.000 pesanan dan mereka segera harus pindah ke tempat yang lebih besar.
Bahkan satu tahun berselang pendapatannya mencapai US$ 1,4 juta atau setara Rp 20,4 miliar (kurs Rp 14.600)
Di saat itu dia juga menyisihkan sekitar US$ 30 ribu untuk kegiatan amal. Siapa sangka dari banyaknya pemesan ternyata di dalamnya ada pejabat ternama seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan mantan Presiden AS, George HW Bush.
Crazy John Socks telah memproduksi 1.400 jenis kaus kaki. Desainnya bermacam-macam mulai dari kucing, anjing, barbeque hingga Donald Trump.
Menariknya, setiap pesanan dikirim pada hari yang sama dengan sebungkus permen. Di dalamnya disertakan catatan tulisan tangan ‘terima kasih’ dari John. Bahkan dia tak segan untuk mengirimkan sendiri jika pemesannya tinggal dekat dengan kantornya.
John juga tak ragu untuk datang ke acara pameran perdagangan untuk sekedar berbicara dengan pelanggannya. Mendengar masukan pelanggan membuat dia terus mendapatkan ide baru.
“John benar-benar inspirasi,” kata Mark. Ayahnya menambahkan bahwa John tidak pernah mendapat perlakuan khusus.
Sumber Detik.com