Sobat legal tidak semua bisnis dijalankan hanya untuk mengejar untung semata. Ada beberapa pengusaha yang menjalankan roda bisnis untuk tujuan yang lain bahkan tak jarang merupakan tujuan mulia. Ada prinsip prinsip ketuhanan yang menjadi pondasi dalam menjalankan roda bisnis suatu perusahaan. Seperti halnya sosok pengusaha yang satu ini beliau adalah Riza Zacharias. Beliau adalah Pemilik dari Syamil Group yang usaha utamanya bergerak di bidang percetakan Al-Quran dan buku. Owner Sygma (Syaamil Quran) ini merupakan Pria kelahiran kota Tasikmalaya, pada tahun 1971. Sejak usia belia beliau sudah sering berpindah tempat tinggal, mulai dari Tasikmalaya, Yogyakarta, Cirebon, kembali ke Tasikmalaya lagi, hingga kemudian menetap di Bandung untuk mengikuti orang tuanya. Cerita suksesnya sangat menginspirasi bagi berbagai kalangan pengusaha. Bisnis yang dijalankan tidak dapat dipandang sebelah mata karena kurang lebih ada 450 orang karyawan yang bekerja pada perusahaan yang beliau pimpin dan Syaamil Group luar biasanya telah berdiri lebih dari dua puluh tahun. Selama lebih dari dua puluh tahun itu, Syaamil Group menerbitkan mushaf Al Quran dan buku – buku pilihan dengan konten yang mengandung nilai – nilai kebaikan. Bagi beliau prinsip bisnis yang dipegang erat adalah keuntungan bukanlah tujuan semata namun keberkahan harus membersamai keuntungan.
Ada budaya perusahaan yang sangat dijaga dalam perusahaan. Kewajiban membaca Alquran bagi setiap karyawan merupakan budaya perusahaan yang tetap terus dijaga. Namun bukan berarti bagi karyawan yang tidak dapat membaca AlQuran lantas ditolak bekerja diperusahaan. Jika karyawan belum bisa membaca Alquran maka akan dibuatkan program khusus untuk belajar membaca Alquran. Sehingga pada akhirnya seluruh karyawan di perusahaan dapat membaca Alquran. Tak cukup hanya bisa membaca jika para karyawan sudah hatam membaca Alquran maka mereka akan diikutsertakan dalam program hafiz atau penghapal Alquran.
Selain sumber daya manusia yang dibangun ternyata perusahaan milik kang Riza ini juga memperhatikan adab dan adat dalam memproduksi Alquran. Karyawan diwajibkan dalam keadaan bersuci dan berwudhu terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan dengan produksi Alquran. Kenapa hal ini dilakukan karena perusahaan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman di dalam proses produksi Alquran. Dengan sungguh-singguh Alquran dibuat mulai dari bahannya , prosesnya juga sesuai dengan arahan dari para ulama tentang Alquran itu.sehingga proses ikhtiar dari perusahaan untuk menciptakan produk Alquran yang benar-benar sempurna dapat terlaksana.
Selain menjaga nilai keislaman dalam perusahaan. Syamil Group juga sering menebarkan manfaat disetiap waktu dan kesempatan seperti program sosial perusahaan yang dirancang untuk memberantas buta huruf Alquran. Perusahaan menyediakan guru ngaji bagi warga yang bertempat tinggal di sekitar percetakan. Sungguh suatu tindakan mulia karena tidak hanya karyawan perusahaan yang nantinya akan mahir membaca Alquran namun warga sekitar tempat percetakan akan mahir membaca Alquran sehingga akan tercipta suatu lingkungan yang islami antara perusahaan dengan masyarakat.
Syamil group juga telah melakukan pengembangan didalam bisnisnya. Selain percetakan syamil group juga membuat bisnis di bidang wisata religi. Wisata Quran bandung merupakan wisata religi yang salah satu andalan wisatanya adalah pengunjung dapat melihat langsung proses percetakan Alquran di Syamil Quran. Wisata religi yang terletak di Syaamil Group di jalan Babakan Sari I / 71, Kiaracondong, Bandung merupakan salah satu tujuan wisata religi favorit di Bandung.
Sobat legal suatu bisnis usaha apabila dijalankan dengan ikhtiar maximal dan dengan mengharap ridho Illahi maka keberkahan dalam bisnis pasti akan terwujud. Sehingga doa untuk selamat dunia dan akhirat akan menjadi manifestasi dalam menjalankan usaha sobat sekalian.
Jika sobat legal ingin melakukan pendirian PT yang aman, cepat dan mudah maka segera hubungi kami di 0818 0811 7271.
legalisasi.com jasa pendirian pt dengan syarat pembuatan pt yang mudah “One Stop Bussiness Solution”.